Latest Post


Pemerintah Provinsi Sumatera Barat selama ini pemberlakukan Penbatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) telah menyiapkan lebih 1000 orang tempat karantika sejak bulan Maret 2020 guna antisipasi pasien Covid 19.  Dan menyikapi kondisi kekinian yang kondisi pasien virus corona yang sudah melandai, pasien banyak yang sembuh dan dipulangkan. 


"Untuk penghematan, karantina tinggal satu di BPSDM untuk 200 orang dan karantika yang lain ditutup sementara dan sewaktu-waktu dapat dibuka kembali jika dibutuhkan," ujar Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno di sela-sela kesibukannya hari ini di gubernur, Jumat, 3 Juli 2020. 
Gubernur mengatakan, karantina dipergunakan untuk pasien positif covid Orang Tanpq Gejala (OTG),  Orang Dalam Pengawasan (ODP) dan Orang  dalam perjalanan waktu hampir semua terpakai. 

Hal ini juga karena kita melakukan PCR atau polymerase chain reaction adalah pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi keberadaan untuk mendiagnosis penyakit mendeteksi material genetik virus Corona. 

"Dengan testing PCR berjalan efektif mendeteksi pasien positif covid 19 dan melakukan tracing berjalan maka kondisi saat ini mulai berkuranglah yang ODP, OTG di karantina. Akhirnya pada waktu itu kita kurangi langsung di Payakumbuh ada dua yang dikurangi tidak ada lagi dan beberapa titik juga kita kurangi, karena rencananya OTG, ODP untuk pulang kampung sudah tidak banyak lagi dan walaupun ada langsung kita Swab sehingga tidak perlu karantina," kata Irwan.

"Kita senang  pasien covid ODP, OTG, sudah banyak yang sembuh tidak ada lagi karantinanya  yang positif ringanpun ternyata sudah bisa dengan satu tempat saja yaitu, itu di BPSDM Gadut Padang," ujarnya.

Bapelkes, kata Irwan, ditutup sementara, Balai Pertanian juga ditutup sementara.

"Namun siap stand by kalau sekiranya kurang kita hidupkan kembali. Dan termasuk kemenag juga ditutup Diklat Bukittinggi juga tutup, Padang panjang, dan beberapa derah lain juga ditutup," pungkasnya.

(zardi)

Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno bertindak sebagai Keynote Speech dalam acara Web Seminar (Webinar) Ikatan Akutansi Indonesia (IAI) Sumatera Barat dengan tema "Pemulihan Ekonomi Lokal Dalam Tatanan Kehidupan Normal Baru", bertempat di rumah dinas Gubernur Kamis, 2 Juli 2020.

"Saat ini kita sudah masuk kedalam pemulihan ekonomi dengan memenuhi syarat dari kajian epidemiologi dan menghitung angka penurunan positif Covid-19," ungkapnyam

"Apakah masuk kezona hijau, kuning, orange maupun zona merah. Kalau dinyatakan masuk ke zona hijau atau setidaknya zona kuning itu sudah bisa masuk kepada pemulihan ekonomi," ucap Irwan Prayitno.

Irwan Prayitno juga mengatakan, dari WHO kajian Epidemiologi menyebutkan reproduction number terus bawah satu dalam konteks dua Minggu paling sedikit artinya, dalam waktu lebih dari dua Minggu harus dibawah satu.

"Dan penularan tidak boleh lebih dari satu, kalau lebih dari satu maka tidak bisa pemulihan ekonomi, kemudia juga dari segi pengendalian Covid-19 transmisi lokal, transmisi import kita harus mampu mengendalikan dengan beberapa patokan pedoman," katanya.

Irwan mengatakan, dari sistem kesehatan juga akan disiapkan ketika pemulihan ekonomi otomatis masyarakat pasti keluar rumah maka dari itu perlu disiapkan yang namanya sistem kesehatan diantaranya laboratorium, rumah sakit termasuk juga tempat karantina dan juga beberapa persiapan untuk kesehatanpun harus dilakukan termasuk juga kesadaran masyarakat dalam disiplin protokol covid

"Sebagai satu gambaran kita di Sumatera Barat telah memproduksi tracing terbanyak 0,7 % dari seluruh Indonesia positif COVID-19. Sumbar sempat berada pada urutan pertama di Sumatera dan urutan kelima se Indonesia pada tanggal 24-25 Mei kasus positif covid terbanyak. Dan saat ini sudah masuk ke urutan yang ke-17 dan dinilai mampu kendalikan covid 19," ujarnya.

"Dari gambaran diatas kita harus siap untuk memulihkan ekonomi, sistem kesehatanpun juga harus siap dan masyarakat pun harus siap untuk mengikuti protokol kesehatan. Sebagai upaya pendekatan kita untuk menghentikan penyebaran Covid-19 ditengah-tengah dimasyarakat," katanya.

Dikatakannya, Sumatera Barat secara statistik selalu menjadi tertinggi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di sektor pertanian, peternakan perkebunan perikanan dan kehutan sehingga mencapai 22 persen hingga 23 persen.

Intinya adalah yang terbanyak dan dalam artian sektor tenaga kerja terbanyak dari pertanian lebih dari 50 persen bahkan lebih. Hal ini untuk diketahui terkait dengan Covid-19 sektor pertanian tidak terdampak dari setiap produknya.

Menurutnya, Sumatera Barat terkait dengan pertanian perkebunan melalu SKPD yang membidangi pertanian, peternakan industri perdagangan dan juga dengan UMKM itu melakukan berbagai kebijakan supaya mempercepat distribusi Pupuk kemudian benih, pemasaran dan termasuk dukungan dari sektor pertanian kepada perkebunan perikanan jadi ini sudah berjalan.


"Kemudian yang amat kita seriuskan terdampak adalah UMKM, perdagangan dan pariwisata maupun jasa memang betul sangat terdampak semenjak diberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB)," ujarnya.

Dikatakannya, untuk pariwisata dan restauran kendalanya banyak, otoritas dari Bupati Walikota sudah banyak yang memberikan keringan dengan tidak membayar pajak restauran, hotel dan boleh menunda pembayaran atau memberikan kelonggaran tidak terkena denda.

Gubernur Sumbar jelaskan, terkait dengan pemulihan ekonomi untuk pariwisata banyak efeknya kemana-mana telah dibukak hotel, restauran, tempat wisata sebagai garisan umum silahkan dibuka, termasuk menerima wisatawan asing dari manapun dengan syarat yang msuk berpergian, berwisata yang berjualan berdagang mesti aman dari covid dengan membuktikan hasil dari swab test kemudian mengikuti protokol kesehatan.

"Untuk wisatawan sudah masuk paket-paket para wisatawan asing pada bulan Juli tentu harus mengikuti syarat protokol kesehatan, dan hasil swab test," kata Irwan.

"Kita melihat dari fakta yang ada pada saat ini  para wisatawan dari luar negeri atau wisatawan asing sudah ada yang masuk ke Sumbar, kemuadian dari daerah tetangga juga sudah masuk," ungkapnya.

Tentu semua ini dengan dua syarat yaitu swab melalui Rapid Test sesuai dengan SE dirjen Laut, Darat, Udara, dengan demikian dilakukan agar wisatawan jalan kegiatan lainpun jalan.

Dan juga melakukan swab gratis untuk pelaku hotel pegawainya sudah diswab termasuk cleaning servis, restauran juga sama termasuk juga sopir angkot dan taxi juga sudah.

Hal ini sebagai jaminan mereka negatif covid dan ketika mereka beraktifitas mereka terkendali dalam penanganan covid dan pemprov Sumbar juga melakukan setiap pelaku wisata kita gratiskan swabnya termasuk juga pelayanan publik masyarakat.

(Zardi)

Gubernur Irwan Prayitno dalam syukuran Hari Bhayangkara ke-74 di Mapolda Sumbar, Rabu (1/7/2020).
Padang - Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Irwan Prayitno mengatakan tidak mungkin menghilangkan virus Corona tanpa vaksin. Namun demikian, Irwan mengklaim Pemprov Sumbar telah berhasil mengendalikan Corona.

"Yang bisa dilakukan adalah bagaimana mengendalikan COVID tersebut. Tidak mungkin mengenolkan COVID sepanjang belum ada obat dan antivirusnya," kata Irwan dalam syukuran Hari Bhayangkara ke-74 di Mapolda Sumbar, Rabu (1/7/2020).

"Hari ini ada 16 orang. Besok kita belum tahu, sehingga kita harus tetap waspada," tambah Irwan.

Irwan kemudian mengulas mengenai perkembangan penyebaran Corona di Sumbar. Dia menyebut Sumbar saat ini tak lagi menjadi provinsi 5 besar terbanyak positif Corona.

"COVID belum selesai. Jadi, waspada terus. Sumbar yang biasanya bertengger di posisi 5 besar di Indonesia, sekarang jadi posisi 15. Setidaknya kita sudah bisa mengendalikan," ujarnya.

|Meski demikian, ia mengingatkan warganya agar tetap waspada dan mematuhi protokol COVID. Sebab, sebut dia, virus Corona masih menjadi ancaman walaupun Sumbar sudah memasuki tahap new normal.

"Jangan menganggap bahwa dengan telah bebasnya beraktivitas, seakan virus Corona juga tidak ada lagi. Justru, dengan telah kembalinya aktivitas seperti biasa, protokol kesehatan harus bertambah ketat lagi kita lakukan," sebut Irwan.

Gubernur usungan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu meminta jajaran kepolisian tetap ikut membantu penerapan disiplin dan protokol kesehatan. sumber/dtk/zak

Wakil Gubernur Sumatera Barat, Nasrul Abit peduli terhadap masyarakat, di tengah Pandemi virus Corona (Covid-19). Ia ingin secara langsung berkunjung ke daerah terpencil di Kabupaten Pasaman melihat kondisi infrastruktur bahagian penting dalam memajukan daerah setempat.

Selama tiga hari di Pasaman, Wagub Sumbar meninjau sejumlah lokasi pembangunan infrastruktur jalan, jaringan informasi dan pengairan serta pertemuan dengan masyarakat.

"Kita mengunjungi ke daerah terpencil ini, untuk bisa langsung melihat secara nyata progres pembangunan yang sudah dilakukan, termasuk menyerap langsung aspirasi masyarakat setempat. Jangan hanya kita mendapatkan laporan saja, tapi harus cek dan lihat langsung ke lapangan," kata Wagub Sumbar.

Infrastruktur, jaringan internet, kesehatan dan pendidikan yang masih menjadi persoalan daerah terpencil akan dijadikan perhatian yang tak boleh dipisahkan.

"Semua kendala ini harus bisa kita atasi bersama, sesuai kewenangan masing-masing. Baik Provinsi maupun Kabupaten dan Kota," ucapnya.

Pada hari pertama Kunjungan kerja (kunker) ke Pasaman tersebut, Tim Pemerintah Provinsi Sumatera Barat bersama Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit meninjau ruas jalan di Padang Sawah - Kumpulan dan meninjau lokasi Batang Masang, Nagari Limo Koto, Kecamatan Bonjol

Dari lokasi Wagub selanjutnya menuju Jorong Rumbai, Nagari Muara Tais dan dilanjutkan pertemuan dengan masyarakat di los pasar Rumbai hingga malam ini.

Nasrul Abit menerangkan, ditengah segala keterbatasan anggaran, Pemprov terus berupaya mengalokasikan anggaran untuk penanganan ruas jalan yang menjadi kewenangan Provinsi Sumbar, salah satunya infrastruktur jalan.

Nasrul Abit mengemukakan, dirinya sudah melihat secara langsung persoalan yang dihadapi oleh masyarakat Desa Tanjung Lebar ini, persoalan utama, masih minimnya infrastruktur dasar, khususnya aksesibilitas jalan dan energi listrik.

Terkait penyediaan energi listrik, kata Nasrul Abit, Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat telah mengupayakan penyediaan jaringan listrik ke wilayah ini melalui program Listrik Masuk Desa.

"Alhamdulillah, setelah kita tinjau di daerah perbatasan, sudah terealisasi dan masyarakat disana sudah menikmatinya," ungkapnya.

Selanjutnya, Nasrul Abit juga menceritakan bagaimana kolaborasi antara pemerintah provinsi dengan kabupaten kota sudah berjalan dengan baik. Khususnya, untuk membuka jalan-jalan baru supaya tersentuh pembangunan bagi daerah yang terisolir.

“Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu kunci untuk mencapai pertumbuhan ekonomi berkelanjutan bagi daerah, kita berkolaborasi untuk perbaikan jalan ini,” tukasnya.

Adapun organisasi perangkat daerah atau OPD yang ikut rombongan antara lain Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat atau PUPR, Dinas Pengelolaan Sumberdaya Air atau PSDA, Dinas Kehutanan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumbar.

(Zardi/Nov)

Nursandy Syam 
Strategy Manager and Operations of the Indonesian Voice Network (JSI)

"How ready is a challenger to fight the incumbent in the middle of a pandemic?"

Questions like this, most certainly come from the mind of a challenger.

The matter really needs to be responded to. Even applies mandatory for a challenger status. Because he must know exactly how strengths and weaknesses he has before entering into the real battlefield.

That becomes important as the initial step to compile and determine various steps in entering into the contestation. If the matter is not yet fully addressed, it can be very disturbing for a challenger's journey in pioneering the victory route.

The challenger must know that most incumbents are in perpetual campaign mode. After winning the competition, they began to re-plan and socialize for the next election.

That situation, made the incumbent electoral position superior to the challenger. Moreover, during the pandemic, various leadership roles of a incumbent increasingly received widespread attention from the voting community in their area.

"Petahana"  has the discretion to carry out various policies with the jargon "Opposite Covid-19". Even the electoral stability is relatively stable if various policies are seen to cheer up the hearts of its people.

Then in the middle of incumbent empowerment, what kind of attitude and steps should be taken by the challenger? It is impossible to remain silent and not just be a spectator.

It could be unfortunate, if many challengers take too long to wait for the wait to begin their electoral work. Is a fatal mistake, if in the midst of a corona virus outbreak, the challenger seems helpless and does nothing in front of the voting community.

Giving up is indeed a choice, but it is a mistake if such an attitude is present when the challenger has not exerted his best abilities.

Deign or not, the challenger must try to balance the incumbent's movement with his various policies regarding the handling of the corona virus. Despite the limitations though.

As a challenger, he should be present in the minds and hearts of voters with a better figure than his competitors.

Show the voting community why it is different, clearly different, and why that difference makes it a superior choice.

In general, conquering incumbent is possible with all the proper preparation, accurate strategy and of course hard work.

Movement should be more intense. Therefore, the challenger's electoral position may still lag behind even far behind the incumbent. Whether we realize it or not, the elections in the middle of a pandemic or the cool term "New Normal Election" have many restrictions on their movement.

This situation becomes an unpredictable new obstacle for a challenger who wants to increase his popularity and electability trends.

Therefore, the challenger must be more active and creative in campaigning in the midst of these changes. Do not make the limited spaces as high walls that cannot be passed. Because actually, a challenger has great guts and a tough fighting mentality.

Arrange the steps and rhythm in the contestation. Show the voter that there are striking differences between you and your opponents on the problem you specify.

Tell them why you are a stronger candidate. Smart to use narration in conveying messages to the voting community. Pack your campaign messages in an attractive manner.

Content is a king. Campaigns are content battles. The methods and approaches of the campaigns of some contestants in a competition may be the same. But there is one thing that can make a difference, namely content. What is the content of the campaign message to be conveyed.

An interesting content can create a big influence. If relevant and consistently done continuously.

In addition, a challenger must be keen to see the weaknesses of competitors. Because there, there are open blemishes that can be used to pull down the opponent's electability.

No need to always wait for the momentum to then move. Because, momentum can be created.

Time went on, the election day had a few more months. Make steps as often as possible to greet voters while still paying attention to health protocols.

Because, only challengers who are really serious and ready have the chance to win the fight.

Don't be afraid or afraid. The history of direct elections in Indonesia has confirmed that not a few incumbents suffered defeat. As long as the final whistle hasn't sounded, chances of winning are still open.

Is not part of the success of a challenger occurs hockey states and incumbent slip in the middle of the road. Impossible mission can be possible. These events can happen to you.

So, there are many reasons and ways to win, and thus lose. (***)


Wakil Gubernur Sumatera Barat, Nasrul Abit kunjungi pusat perbelanjaan Transmart dan Plaza Andalas Padang dalam rangka persiapan penerapan normal baru, Jumat (29/5/2020). Nasrul Abit mengatakan pusat perbelanjaan atau mal wajib membatasi jumlah pengunjung saat beroperasi di era "New Normal" atau tatanan kehidupan baru. Hal itu bertujuan untuk menggerakan ekonomi masyarakat secara perlahan di masa pandemi virus corona (Covid-19). Selain itu, Nasrul Abit juga mewajibkan semua pengunjung menggunakan masker dan mencuci tangan, untuk mencegah penularan virus corona. "Harus ada pengukuran suhu tubuh di setiap pintu masuk. Karyawan dan pengunjung mal juga wajib pakai masker. Disiapkan juga hand sanitizer di beberapa tempat," sebut Nasrul Abit. Wagub Sumbar yang didampingi Kadis Perindustrian dan Perdagangan, Asben Hendri dan Kadis Koperasi dan UKM Sumbar Zirma Yusri, juga menegaskan, tempat usaha wajib mengumumkan berapa kapasitas, maksimalnya 50 persen dari biasanya. "Setelah dua tahap melakukan PSBB, kasus Covid-19 di Sumbar sudah mulai melandai. Wagub Sumbar berharap hal ini bisa ditingkatkan kalau masyarakat Sumbar disiplin dan patuh dengan protokol Covid-19," ucapnya. Oleh karena itu, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah masyarakat bisa kerjasama untuk menerapkan disiplin pencegahan semaksimal mungkin. Selanjutnya Wagub Sumbar juga berpesan, agar pihak pengelola Mall menerapkan berbagai SOP sesuai dengan standar kesehatan Covid dengan mengutakaman kesehatan dan kenyamanan serta kepercayaan kepada para pengunjung. Rel/Hms

Mitra

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Powered by Blogger.