Latest Post


Padang - Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno sebagai Keynote Speaker dalam acara Web Seminar (Webinar) yang diselenggarakan oleh Habibie Institute for Publik Policy and Governance (HIPPG) Universitas Indonesia (UI), dengan tema kesiapan daerah dalam upaya pencegahan stunting dimasa pandemi COVID-19. di kediaman Gubernur, Kamis (9/7/2020).

Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno mengatakan kesiapan daerah dalam upaya pencegahan stunting dimasa pandemi Covid-19 perlu melakukan pelayanan gizi dan mengutamakan prinsip pencegahan Covid-19, tetap dilakukan terutama cuci tangan pakai sabun, menggunakan masker menjaga jarak fisik, membentuk group secara darring untuk konseling dan edukasi gizi, melakukan pelayanan posyandu.

Konseling gizi ibu hamil dan anak, pemberian makan tambahan pemberian Vitamin A, tablet tambahan darah untuk ibu hamil, remaja putri dan melakukan kunjungan ke rumah. Hal tersebut perlu diupayakan dalam pencegahan dan penaggulangan stunting di Sumatera Barat.

Gubernur Irwan Prayitno sampaikan, stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat dari kekurangan gizi kronis  sehingga anak lebih pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal kehidupan setelah lahir dan nampak setelah anak berusia 2 tahun.

"Untuk itu perlu perbaikan pola asuh, pola makan dan perbaikan sanitasi tiga komponen ini perlu penanggulangan dengan cepat, akan didata kelapangan ke daerah, desa-desa atau nagari dibawah pimpinan bupati walikota tentu pemprov juga ikut berperan dalam hal ini," ucapnya.

Irwan Prayitno katakan, masalah stunting ini adalah merupakan tata kelola dalam penanganannya sehingga diperlukan suatu menyamakan visi. dengan webinar ini agar mempunyai visi yang sama dalam menangani stunting agar nilai angka stuting di tahun 2024 turun menjadi 14 persen supaya semua bergerak secara cepat dan inovatif untuk menyelamatkan rakyat dari era pandemi covid ini.

"Di Sumatera Barat menghadapi masalah gizi yang berdampak terhadap kulitas Sumber Daya Manusia (SDM) yaitu masih tinggi prevalensi anak balita pendek (stunting). Dan stunting tersebut adalah sebuah kondisi berdasarkan pengukuran tinggi badan menurut umur seseorang ternyata lebih pendek dibandikan tinggi badan seusianya," ungkap Irwan.

Gubernur Sumbar  juga mengatakan faktor Langsung mempengaruhi status gizi balita yaitu faktor konsumsi makanan dan penyakit infeksi kedua ini saling mempengaruhi. Kualitas lingkungan hidup terutama adalah ketersediaan air bersih sarana sanitasi dan perilaku hidup sehat seperti kebiasaan cuci tangan dengan sabun, buang air besar di jamban, tidak merokok dan sirkulasi udara dalam rumah.

"Dan faktor lain yang mempengaruhi faktor langsung dan tidak langsung yaitu situasi politik, ekonomi dan sumberdaya yang ada meliputi sumber daya lingkungan, perubahan iklim namun akhirnya kemiskinan adalah akar masalah kekurangan gizi," ungkapnya.

Selain itu Gubernur Irwan Prayitno juga mengatakan bahwa pelayanan utama masalah gizi dilakukan oleh posyandu karena merupakan ujung tombak dalam melakukan mendeteksi dini bila terjadi masalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan untuk segera ditangani.

(Biro Humas Setda Prov Sumbar)

Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit mengikuti senam pagi gerakan hidup sehat bersama masyarakat Kota Bukittinggi di masa Tatanan Nomal Baru Produktif dan Aman Covid-19 (TNBPAC-19) di Jam Gadang, Minggu, 5 Juli 2020.

Menurut Nasrul Abit, berolahraga teratur akan mampu meningkatkan kebugaran dan daya tahan tubuh, sehingga menjadi sehat dan akan meningkatkan imun tubuh terhadap serangan penyakit dan wabah Covid-19.

"Jangan takut untuk keluar rumah untuk beraktifitas dan aman covid dengan membudayakan disiplin kesehatan, pakai masker, cuci tangan dan jaga jarak," katanya.

"Dan pagi ini di Kota Bukittinggi dengan jam gadang yang mendunia, keceriaan masyarakat di masa New Normal ternyata di sini cukup patuh terhadap disiplin protokol kesehatan, ini tentu sebuah keberhasilan sosialisasi yang dilakukan Pemko Bukittinggi," ungkap Nasrul Abit.

Nasrul Abit mengatakan, dalam rangka membangkitkan kembali semua aktivitas pembangunan tentunya hidup dengan semangat baru disiplin kesehatan akan memberikan kenyaman dalam produktifitas masyarakat untuk menjalani hidup lebih baik pasca penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

"Bukittinggi dipagi hari yang cerah ini terlihat semua aktifitas masyarakat terasa telah hidup kembali, pasar sudah ramai, jalanan terlihar sibuk lalu lalang transpotasi. Denyut pembangunan kota ini memberikan pesan tetap waspada wabah covid dengan disiplin kesehatan, namun kehidupan mesti terus dijalani sebagai sikap rasa syukur kepada Allah SWT," ujarnya.



Nasrul Abit dan Wartawati bersama perserta senam pagi mengajak silahkan datang ke Sumatera Barat, nikmatilah keindahan wisata alam, wisata budaya dan wisata kuliner di setiap daerah dengan aneka ragam indahnya  dengan hanya satu syarat sehat dan aman Covid 19.

"Jika sehat dan aman covid, silahkan kunjungi keindahan wisata Sumatera Barat - Ranah Minang yang merupakan salah satu destinasi wisata terbaik Indonesia. Kepada para dunsanak kita, baik di ranah dan di rantau, mari kita majukan kampung halaman dengan semangat tatanan baru disiplin kesehatan, produktif dan aman covid, wujudkan Sumatera Barat sejahtera dan unggul dimasa datang," seru Nasrul Abit besemangat.

(Zardi/hms-sumbar)


Pemerintah Provinsi Sumatera Barat selama ini pemberlakukan Penbatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) telah menyiapkan lebih 1000 orang tempat karantika sejak bulan Maret 2020 guna antisipasi pasien Covid 19.  Dan menyikapi kondisi kekinian yang kondisi pasien virus corona yang sudah melandai, pasien banyak yang sembuh dan dipulangkan. 


"Untuk penghematan, karantina tinggal satu di BPSDM untuk 200 orang dan karantika yang lain ditutup sementara dan sewaktu-waktu dapat dibuka kembali jika dibutuhkan," ujar Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno di sela-sela kesibukannya hari ini di gubernur, Jumat, 3 Juli 2020. 
Gubernur mengatakan, karantina dipergunakan untuk pasien positif covid Orang Tanpq Gejala (OTG),  Orang Dalam Pengawasan (ODP) dan Orang  dalam perjalanan waktu hampir semua terpakai. 

Hal ini juga karena kita melakukan PCR atau polymerase chain reaction adalah pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi keberadaan untuk mendiagnosis penyakit mendeteksi material genetik virus Corona. 

"Dengan testing PCR berjalan efektif mendeteksi pasien positif covid 19 dan melakukan tracing berjalan maka kondisi saat ini mulai berkuranglah yang ODP, OTG di karantina. Akhirnya pada waktu itu kita kurangi langsung di Payakumbuh ada dua yang dikurangi tidak ada lagi dan beberapa titik juga kita kurangi, karena rencananya OTG, ODP untuk pulang kampung sudah tidak banyak lagi dan walaupun ada langsung kita Swab sehingga tidak perlu karantina," kata Irwan.

"Kita senang  pasien covid ODP, OTG, sudah banyak yang sembuh tidak ada lagi karantinanya  yang positif ringanpun ternyata sudah bisa dengan satu tempat saja yaitu, itu di BPSDM Gadut Padang," ujarnya.

Bapelkes, kata Irwan, ditutup sementara, Balai Pertanian juga ditutup sementara.

"Namun siap stand by kalau sekiranya kurang kita hidupkan kembali. Dan termasuk kemenag juga ditutup Diklat Bukittinggi juga tutup, Padang panjang, dan beberapa derah lain juga ditutup," pungkasnya.

(zardi)

Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno bertindak sebagai Keynote Speech dalam acara Web Seminar (Webinar) Ikatan Akutansi Indonesia (IAI) Sumatera Barat dengan tema "Pemulihan Ekonomi Lokal Dalam Tatanan Kehidupan Normal Baru", bertempat di rumah dinas Gubernur Kamis, 2 Juli 2020.

"Saat ini kita sudah masuk kedalam pemulihan ekonomi dengan memenuhi syarat dari kajian epidemiologi dan menghitung angka penurunan positif Covid-19," ungkapnyam

"Apakah masuk kezona hijau, kuning, orange maupun zona merah. Kalau dinyatakan masuk ke zona hijau atau setidaknya zona kuning itu sudah bisa masuk kepada pemulihan ekonomi," ucap Irwan Prayitno.

Irwan Prayitno juga mengatakan, dari WHO kajian Epidemiologi menyebutkan reproduction number terus bawah satu dalam konteks dua Minggu paling sedikit artinya, dalam waktu lebih dari dua Minggu harus dibawah satu.

"Dan penularan tidak boleh lebih dari satu, kalau lebih dari satu maka tidak bisa pemulihan ekonomi, kemudia juga dari segi pengendalian Covid-19 transmisi lokal, transmisi import kita harus mampu mengendalikan dengan beberapa patokan pedoman," katanya.

Irwan mengatakan, dari sistem kesehatan juga akan disiapkan ketika pemulihan ekonomi otomatis masyarakat pasti keluar rumah maka dari itu perlu disiapkan yang namanya sistem kesehatan diantaranya laboratorium, rumah sakit termasuk juga tempat karantina dan juga beberapa persiapan untuk kesehatanpun harus dilakukan termasuk juga kesadaran masyarakat dalam disiplin protokol covid

"Sebagai satu gambaran kita di Sumatera Barat telah memproduksi tracing terbanyak 0,7 % dari seluruh Indonesia positif COVID-19. Sumbar sempat berada pada urutan pertama di Sumatera dan urutan kelima se Indonesia pada tanggal 24-25 Mei kasus positif covid terbanyak. Dan saat ini sudah masuk ke urutan yang ke-17 dan dinilai mampu kendalikan covid 19," ujarnya.

"Dari gambaran diatas kita harus siap untuk memulihkan ekonomi, sistem kesehatanpun juga harus siap dan masyarakat pun harus siap untuk mengikuti protokol kesehatan. Sebagai upaya pendekatan kita untuk menghentikan penyebaran Covid-19 ditengah-tengah dimasyarakat," katanya.

Dikatakannya, Sumatera Barat secara statistik selalu menjadi tertinggi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di sektor pertanian, peternakan perkebunan perikanan dan kehutan sehingga mencapai 22 persen hingga 23 persen.

Intinya adalah yang terbanyak dan dalam artian sektor tenaga kerja terbanyak dari pertanian lebih dari 50 persen bahkan lebih. Hal ini untuk diketahui terkait dengan Covid-19 sektor pertanian tidak terdampak dari setiap produknya.

Menurutnya, Sumatera Barat terkait dengan pertanian perkebunan melalu SKPD yang membidangi pertanian, peternakan industri perdagangan dan juga dengan UMKM itu melakukan berbagai kebijakan supaya mempercepat distribusi Pupuk kemudian benih, pemasaran dan termasuk dukungan dari sektor pertanian kepada perkebunan perikanan jadi ini sudah berjalan.


"Kemudian yang amat kita seriuskan terdampak adalah UMKM, perdagangan dan pariwisata maupun jasa memang betul sangat terdampak semenjak diberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB)," ujarnya.

Dikatakannya, untuk pariwisata dan restauran kendalanya banyak, otoritas dari Bupati Walikota sudah banyak yang memberikan keringan dengan tidak membayar pajak restauran, hotel dan boleh menunda pembayaran atau memberikan kelonggaran tidak terkena denda.

Gubernur Sumbar jelaskan, terkait dengan pemulihan ekonomi untuk pariwisata banyak efeknya kemana-mana telah dibukak hotel, restauran, tempat wisata sebagai garisan umum silahkan dibuka, termasuk menerima wisatawan asing dari manapun dengan syarat yang msuk berpergian, berwisata yang berjualan berdagang mesti aman dari covid dengan membuktikan hasil dari swab test kemudian mengikuti protokol kesehatan.

"Untuk wisatawan sudah masuk paket-paket para wisatawan asing pada bulan Juli tentu harus mengikuti syarat protokol kesehatan, dan hasil swab test," kata Irwan.

"Kita melihat dari fakta yang ada pada saat ini  para wisatawan dari luar negeri atau wisatawan asing sudah ada yang masuk ke Sumbar, kemuadian dari daerah tetangga juga sudah masuk," ungkapnya.

Tentu semua ini dengan dua syarat yaitu swab melalui Rapid Test sesuai dengan SE dirjen Laut, Darat, Udara, dengan demikian dilakukan agar wisatawan jalan kegiatan lainpun jalan.

Dan juga melakukan swab gratis untuk pelaku hotel pegawainya sudah diswab termasuk cleaning servis, restauran juga sama termasuk juga sopir angkot dan taxi juga sudah.

Hal ini sebagai jaminan mereka negatif covid dan ketika mereka beraktifitas mereka terkendali dalam penanganan covid dan pemprov Sumbar juga melakukan setiap pelaku wisata kita gratiskan swabnya termasuk juga pelayanan publik masyarakat.

(Zardi)

Gubernur Irwan Prayitno dalam syukuran Hari Bhayangkara ke-74 di Mapolda Sumbar, Rabu (1/7/2020).
Padang - Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Irwan Prayitno mengatakan tidak mungkin menghilangkan virus Corona tanpa vaksin. Namun demikian, Irwan mengklaim Pemprov Sumbar telah berhasil mengendalikan Corona.

"Yang bisa dilakukan adalah bagaimana mengendalikan COVID tersebut. Tidak mungkin mengenolkan COVID sepanjang belum ada obat dan antivirusnya," kata Irwan dalam syukuran Hari Bhayangkara ke-74 di Mapolda Sumbar, Rabu (1/7/2020).

"Hari ini ada 16 orang. Besok kita belum tahu, sehingga kita harus tetap waspada," tambah Irwan.

Irwan kemudian mengulas mengenai perkembangan penyebaran Corona di Sumbar. Dia menyebut Sumbar saat ini tak lagi menjadi provinsi 5 besar terbanyak positif Corona.

"COVID belum selesai. Jadi, waspada terus. Sumbar yang biasanya bertengger di posisi 5 besar di Indonesia, sekarang jadi posisi 15. Setidaknya kita sudah bisa mengendalikan," ujarnya.

|Meski demikian, ia mengingatkan warganya agar tetap waspada dan mematuhi protokol COVID. Sebab, sebut dia, virus Corona masih menjadi ancaman walaupun Sumbar sudah memasuki tahap new normal.

"Jangan menganggap bahwa dengan telah bebasnya beraktivitas, seakan virus Corona juga tidak ada lagi. Justru, dengan telah kembalinya aktivitas seperti biasa, protokol kesehatan harus bertambah ketat lagi kita lakukan," sebut Irwan.

Gubernur usungan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu meminta jajaran kepolisian tetap ikut membantu penerapan disiplin dan protokol kesehatan. sumber/dtk/zak

Wakil Gubernur Sumatera Barat, Nasrul Abit peduli terhadap masyarakat, di tengah Pandemi virus Corona (Covid-19). Ia ingin secara langsung berkunjung ke daerah terpencil di Kabupaten Pasaman melihat kondisi infrastruktur bahagian penting dalam memajukan daerah setempat.

Selama tiga hari di Pasaman, Wagub Sumbar meninjau sejumlah lokasi pembangunan infrastruktur jalan, jaringan informasi dan pengairan serta pertemuan dengan masyarakat.

"Kita mengunjungi ke daerah terpencil ini, untuk bisa langsung melihat secara nyata progres pembangunan yang sudah dilakukan, termasuk menyerap langsung aspirasi masyarakat setempat. Jangan hanya kita mendapatkan laporan saja, tapi harus cek dan lihat langsung ke lapangan," kata Wagub Sumbar.

Infrastruktur, jaringan internet, kesehatan dan pendidikan yang masih menjadi persoalan daerah terpencil akan dijadikan perhatian yang tak boleh dipisahkan.

"Semua kendala ini harus bisa kita atasi bersama, sesuai kewenangan masing-masing. Baik Provinsi maupun Kabupaten dan Kota," ucapnya.

Pada hari pertama Kunjungan kerja (kunker) ke Pasaman tersebut, Tim Pemerintah Provinsi Sumatera Barat bersama Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit meninjau ruas jalan di Padang Sawah - Kumpulan dan meninjau lokasi Batang Masang, Nagari Limo Koto, Kecamatan Bonjol

Dari lokasi Wagub selanjutnya menuju Jorong Rumbai, Nagari Muara Tais dan dilanjutkan pertemuan dengan masyarakat di los pasar Rumbai hingga malam ini.

Nasrul Abit menerangkan, ditengah segala keterbatasan anggaran, Pemprov terus berupaya mengalokasikan anggaran untuk penanganan ruas jalan yang menjadi kewenangan Provinsi Sumbar, salah satunya infrastruktur jalan.

Nasrul Abit mengemukakan, dirinya sudah melihat secara langsung persoalan yang dihadapi oleh masyarakat Desa Tanjung Lebar ini, persoalan utama, masih minimnya infrastruktur dasar, khususnya aksesibilitas jalan dan energi listrik.

Terkait penyediaan energi listrik, kata Nasrul Abit, Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat telah mengupayakan penyediaan jaringan listrik ke wilayah ini melalui program Listrik Masuk Desa.

"Alhamdulillah, setelah kita tinjau di daerah perbatasan, sudah terealisasi dan masyarakat disana sudah menikmatinya," ungkapnya.

Selanjutnya, Nasrul Abit juga menceritakan bagaimana kolaborasi antara pemerintah provinsi dengan kabupaten kota sudah berjalan dengan baik. Khususnya, untuk membuka jalan-jalan baru supaya tersentuh pembangunan bagi daerah yang terisolir.

“Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu kunci untuk mencapai pertumbuhan ekonomi berkelanjutan bagi daerah, kita berkolaborasi untuk perbaikan jalan ini,” tukasnya.

Adapun organisasi perangkat daerah atau OPD yang ikut rombongan antara lain Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat atau PUPR, Dinas Pengelolaan Sumberdaya Air atau PSDA, Dinas Kehutanan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumbar.

(Zardi/Nov)

Mitra

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Powered by Blogger.