Latest Post

 


Payakumbuh - Semboyan Oke Tunggu Situ (OTS) yang di usung oleh Tim Buser Sat Reskrim Polres Payakumbuh ternyata bukan isapan jempol semata. Setelah dua hari sebelumnya berhasil ungkap kasus pencurian sepeda motor, hari ini, Minggu (02/04/2023) kembali meringkus satu orang pemuda yang berprofesi sebagai buruh harian lepas beralamat di Jorong Padang Belimbing Bukik Sikumpa Kecamatan Lareh Sago Halaban.

Pasalnya pemuda yang berusia 23 tahun ini di duga nekat beraksi melakukan tindak pidana pencurian instalasi listrik rumah yang terjadi pada hari Kamis (30/03/2023) di Kelurahan Ikua Koto Dibalai Payakumbuh Utara.

Kapolres Payakumbuh AKBP Wahyuni Sri Lestari, S.I.K.M.H melalui Kasat Reskrim Iptu Alva Zakya, S.Tr.k membenarkan hal laporan pengungkapan dugaan tindak pidana di atas pada wilayah hukum Polres Payakumbuh ini.

Dikatakan Kasat Reskrim, setelah berhasil melakukan aksi di lokasi pertama, tersangka RW kembali akan melancarkan aksi keduanya hari ini di sekitaran Kelurahan Pakan Sinayan Kecamatan Payakumbuh Barat.

" Kita sudah mengantongi ciri-ciri dan gestur tersangka berdasarkan olah TKP di lokasi pertama beserta keterangan dari saksi-saksi di lapangan, " ujar Kasat.

Penangkapan berawal pada saat tim buser di bawah kendali Kanit 1 Reskrim Ipda Zuyu Gianto, S.Pt melakukan patroli wilayah di jam rawan saat akan berbuka puasa, secara tak sengaja melihat tersangka dan langsung mengikuti kemana arah tujuanya.

Perkiraan tepat, tersangka rupanya akan melakukan aksinya yang ke dua kalinya di Kelurahan Pakan Sinayan Payakumbuh Barat.

Tau aksinya di ketahui oleh orang (Polisi yang menyamar), tak pelak aksi kejar-kejaran terjadi antara polisi dan tersangka, hingga di sebuah kebun ubi yang ada di sekitaran lokasi, polisi berhasil membekuk dan menangkap tersangka.

Dari sana polisi langsung melakukan pengembangan dan berhasil mengamankan barang bukti berupa satu unit sepeda motor Merk Honda Supra warna silver serta dua buah tang warna merah yang di balut dengan karet warna hitam.

" Tak ada ruang bagi pelaku kriminal di Kota Payakumbuh, hal ini sudah menjadi komitmen kita sesuai perintah dari pimpinan, " imbuh Kasat Reskrim yang akan bertugas di Polda Sumbar untuk melanjutkan jenjang pendidikan di PTIK ini.

Atas tindakanya yang melawan hukum, tersangka RW akan di kenai pasal 363 KUHP dengan ancaman hukuman 7 tahun penjara. (Rel/hms)


Payakumbuh, ArchipelagoPost
 --- Wali Kota Riza Falepi Dt. Rajo Kaampek Suku menyampaikan dirinya sangat memahami dan mengapresiasi banyaknya aspirasi-aspirasi inovatif dari tokoh Luak Limopuluah terkait pemanfaatan eks kantor Bupati yang berada di pusat Kota Payakumbuh kedepan.


Kepada media, Senin (5/4) pagi, Riza mengingatkan juga agar persoalan eks kantor bupati ini dilihat dengan realistis. 


"Saya mendengar keinginan orang-orang Luak Limopuluah. Mulai dari yang ekstrim, menolak, bahkan ada yang mau ikut andil memberikan perubahan positif terkait aset eks kantor Bupati tersebut," ujar Riza.


Namun, walaupun banyak pendapat, Riza menyebut keputusan tetap berada di tangan Bupati, karena persoalan aset itu berada di internal pemerintahan Kabupaten Limapuluh Kota, sehingga tidak memerlukan terlalu banyak persyaratan.


"Aspirasi yang realistis adalah yang sesuai aturan. Ada yang menyampaikan aset itu menjadi milik bersama, ini jauh lebih rumit karena akan berhadapan dengan terkait tata kelola dan tata pemerintahan, karena menyangkut adanya konsekuensi keuangan dan aset, berpotensi melanggar hukum," kata Riza.


"Banyak tokoh berbicara lokasi kawasan eks kantor bupati digunakan untuk membuat ini itu, tetapi secara tata ruang, saat ini kawasan itu hanya diperuntukkan sebagai kawasan terbuka hijau, bukan yang lain. Bisa ditukar statusnya, tapi prosesnya panjang, bisa 4 sampai 5 tahun, itu harus sampai ke Jakarta dan melibatkan 7 kementerian dalam perubahannya. Setelah diubah di jakarta dan provinsi, maka harus diperdakan kembali dan dikonsultasikan lagi ke provinsi dan Jakarta," terang Riza.


Oleh karena itu, kata Riza, pihak Pemko Payakumbuh tidak terlalu mau mengambil inisiatif untuk perubahan aset.


Riza menyarankan agar DPRD Payakumbuh merubah judul panitia khusus (pansus) menjadi pansus Ibukota Payakumbuh. Dimana didalamnya sudah include mengkaji aset kawasan eks kantor bupati.


"Itu lebih elegan dan sedikit resistensi pihak kabupaten dalam pembahasan selanjutnya, dan tidak ada yang kehilangan muka," kata Riza.


Menurut Riza lagi, cara terbaik tidak dengan cara dibangun bersama atau ruslah. Menurutnya, akan lebih elok dicari cara yang lebih mudah, misalnya saling hibah bersyarat dan dikerjasamakan.


"Walaupun pada akhirnya yang membangun adalah pihak pemko supaya mudah dalam penganggaran. Ketika selesai pembangunan, pengelolaan kawasan baru dilibatkan lagi pihak pemkab sehingga terasa ada tanda ini adalah milik orang Luak Limopuluah," ungkapnya.


"Kalau seandainya dibuat rumit, pihak pemko tentu juga keberatan merespon aspirasi ini, yang pada akhirnya tidak ada titik temu dan mengambang. Kita melihat keinginan besar dari masyarakat, untuk itu kita tentu mau asalkan Bupati mau," pungkas Riza. (Relis)


Payakumbuh, ArchipelagoPost - Community Caring for Arts and Culture Payakumbuh (MPSB) in collaboration with the West Sumatra Provincial Tourism Office to hold a Creative Economy Market activity. 


This Iven is located at Agamjua Art and Culture Cafe on the edge of Batang Agam river where some contents were  displayed. (16/11)


Among them are traditional music and gamad performances played by musicians from 19 cities / districts in West Sumatra. As well as the appearance of traditional culinary products from 10 villages in the city of Payakumbuh.


Deni Rao - the head of the activity committee expressed to reporters at the event location.


"Here, we are committed to strictly implementing the Covid-19 protocol standard at the entrance and the provisions that have been set for visitors, including the number of visitors which is limited to only 150 people," said Deni Rao accompanied by secretary Farhan Cress. 


Aprizal, head of the Community Caring for Arts and Culture Payakumbuh (MPSB) said the purpose of this activity was that even though our current situation is experiencing the Covid-19 pandemic, it is possible to carry out community-based activities.


"We want to show all the potential in society, especially in the fields of cultural and culinary arts," said Aprizal. 


One of the performances from the Talang Sarumpun art group from Bulakan Balai Kandi, inviting enthusiastic visitors. Where this group presented the Minangkabau style of Wedding Ceremonial "Baralek Gadang". 


Among them are "Menjapuik Sumando", "Dianta Bako", "Malam Bainai ", "Maarak Mempelai" and until the bride and groom sit in the altar accompanied with music and traditional dances 


The chief of the Talang Sarumpun art group, Kiki Adrian, said that the procession displayed was a kind of stages in the traditional marriage process in Minangkabau.


"As the younger generation, we are obliged to maintain the identity of the nation. Here, as young Minangkabau people, we try to explore, develop and preserve our customs and culture, especially in the arts," explained Kiki Adrian. (R.Stp)



ArchipelagoPost Limapuluh Kota - Nagari Maek, kini tak lagi terisolir. Dulu, akses jalan menuju nagari diujung Limapuluh Kota itu sangat memprihatinkan.   Jalan batuan berlumpur, jurang-jurang dalam di kiri-kanan, merupakan satu-satunya akses menuju nagari yang dihuni lebih kurang 15ribu jiwa itu. Kini, nagari yang berada di Kecamatan Bukit Barisan tersebut sudah bisa menikmati aliran listrik sebagai penunjang kehidupan warga disana. Begitu juga dengan telekomunikasi, warga Maek tak perlu lagi memanjang pohon untuk bisa terhubung dengan orang-orang diluar nagari itu, seperti beberapa tahun lalu.


Salah satu yang paling berkesan bagi warga Nagari Maek, yaitu sudah diaspalnya akses jalan disana. Dulu, mereka harus berjuang menaklukan ekstrimnya jalan agar bisa menjual hasil pertanian sampai di kota. Tikung-tikungan tajam, curamnya jurang dan licinnya jalan, harus dilewati warga agar bisa keluar-masuk ke nagari pemilik seribu menhir itu. Kini, warga pun sudah bisa berkendaraan lancar diatas jalan beraspal. 


"Dulu, jalan memang berlumpur dan butuh perjuangan ekstra agar bisa sampai di kota. Kami pun berterimakasih kasih atas tingginya perhatian Pak Mulyadi terhadap Nagari Maek. Berkat perjuangan Pak Mulyadi inilah, kami sudah bisa menikmati jalan beraspal," kata Datuak Sati, tokoh masyarakat Maek saat menyambut kedatangan calon Gubernur Sumbar, Mulyadi baru-baru ini.


Katanya, sosok Mulyadi tidak asing lagi di Nagari Maek. Bahkan, jalan utama yang membentang di Nagari Maek, masyarakat menyebutnya sebagai jalan Mulyadi. "Warga disini (Maek) taunya itu jalan pak Mulyadi. Karena jalan tersebut adalah perjuangan beliau," ucap Datuak Sati.


Datuak Sati atas nama masyarakat Maek berterimakasih kepada Mulyadi yang selama ini memiliki perhatian tinggi terhadap nagari seribu menhir tersebut. Tak hanya jalan saja yang dibawa untuk pembangunan Maek oleh Mulyadi.


Tetapi banyak pembangunan yang telah dilakukan calon Gubernur Sumbar itu terhadap Nagari Maek. Seperti pembangunan irigasi, rumah tak layak huni hingga panel lampu surya. "Malam hari, Maek sudah terang berkat pak Mulyadi. Sehingga, pada 9 Desember mendatang lah momennya kami membalas jasa Pak Mulyadi," ucapnya lagi.


Sedangkan calon Gubernur Sumbar, Mulyadi mengatakan, Maek adalah salah satu daerah dengan potensi yang luar biasa. Dari alam hingga peradabannya. "Maek ini, harus dikelola oleh pemerintah. Ini nagari yang kaya potensi. Karena itu, Maek harus diperhatikan," kata Mulyadi.


Dengan kondisi Maek yang dulu minim pembangunan hingga jauh tertinggal dengan nagari lainnya, sehingga terketuk hati Ketua DPD Demokrat Sumbar tersebut untuk mengubah Maek lebih maju. "Ini yang saya lakukan di Kementerian PU, membawa anggaran pusat untuk pembangunan di nagari. Orang pusat awalnya tidak setuju, tetapi setelah saya yakinkan bagaimana kondisi Nagari Maek saat itu, akhirnya orang pusat mau mengucurkan anggaran untuk pembangunan Nagari Maek. 


Kata Mulyadi, sudah puluhan Miliar Rupiah anggaran pusat yang ex untuk pembanguan Nagari Maek. Untuk jalan saja contohnya, hampir Rp 40 Miliar sudah direalisasikan untuk pembangunan peningkatan dan pemeliharaan akses jalan hingga beraspal seperti kondisi saat ini. Kemudian, see pembangunan melalui program PPIP sebesar Rp 250 juta perjorong yang selalu dilakukan.


"Selama ini, saya sudah banyak berbuat untuk kepentingan Limapuluh Kota, terutama Nagari Maek. Tetapi akan lebih banyak berbuat lagi apabila diamanahkan jadi Gubernur Sumbar," ucap Mulyadi. Saat pertemuan dengan warga Maek itu, hadir calon Bupati Darman Sahladi, Wakil Ketua Wendi Chandra, pengurus dan kader partai koalisi pasangan Mulyadi-Ali Mukhni,  Demokrat-PAN. (Rstp)


50 Kota, ArchipelagoPost - DPD Pekat IB  50 Kota melaksanakan gotong royong di jalan menuju ke surau Suluk Syeikh Mulia di Ketinggian yang berlokasi di sepanjang jalan dari simpang Solok Piobang Jorong Ketinggian Kenagarian Sarilamak

Di area yang luasnya sekitar 1 hektar ini digunakan sebagai lokasi bimbingan spiritual agama islam dibawah pimpinan syeikh Mulia di Ketinggian. 

Ketua Pekat 50 Kota Suharyono mengatakan bahwa kegiatan ini dilakukan dalam rangka menjalin silaturahmi dengan masyarakat setempat serta meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

"Kita ucapkan terimakasih kepada Syeikh Mulia di Ketinggian atas izin dan kerjasamanya dalam kegiatan ini. Tak ketinggalan ucapan yang sama serta apresiasi yang tinggi kepada DPD Pekat Payakumbuh dan Bukittinggi Agam Timur ", ujar Pak Ujang, panggilan akrab Suharyono.

Hadir pada gotong royong ini DPD Pekat kota Payakumbuh diketuai Anas Asri, SH sekretaris Ali Arham.

Tak ketinggalan DPD Pekat Bukitinggi Agam Timur, diketuai Anto beserta rombongan.

Anto, ketua DPD Pekat Bukittinggi Agam Timur mengharapkan DPD Pekat 50 Kota agar cepat membentuk  DPK dan segera melaksanakan musda.

"Semoga kedepannya DPD pekat 50 Kota semakin sukses dan selalu memperjuangkan kepentingan masyarakat", ucap Anto ketua DPD Bukittinggi Agam Timur.

Syeikh Mulia di Ketinggian mengungkapkan apresiasi terhadap kegiatan yang diprakarsai DPD Pekat 50 Kota.

Lokasi ini saya bangun sebagai taman rohani untuk membentuk jiwa taqwa kepada Allah Yang Maha Esa.

"Nantinya disini akan dibangun miniatur Ka'bah untuk tempat menasik bagi yang akan berangkat ke tanah suci", ucap Syeikh Mulia di Ketinggian. (R. Stp)


Payakumbuh, ArchipelagoPost - Mengejutkan!  Itulah mungkin pendapat pecinta bulutangkis se-Luhak Limopuluah.  Kenapa tidak,  pada babak 32 Besar PB PATAS II PIALA BERGILIR EDWARD DF,  Selasa (19/8) juara bertahan tumbang. 

Adalah Ramon/Ul dari PB PGRI Kota Payakumbuh yang membuat juara bertahan Joko/Ranggi dari PB 7 Muaro Taram Kecamatan. Harau Limapuluh Kota angkat koper lebih awal pada pertandingan yang dipimpin wasit Ayah Iflah. 

Bermain di bawah tatapan ratusan pasang mata penonton di game pertama, energi Joko/Ranggi seakan-akan dikuras habis oleh Ramon/Ul dengan bola-bola lob ke belakang dan bola selalu di smash Ranggi.  

Strategi demikian dilakukan Ramon/Ul berulang-ulang. Pada pukulan pertama bola dapat dikembalikan Ramon/Ul. Kedua,  ketiga begitu juga.  Namun pada pukulan keempat bola lebih banyak kalau ndak nyangkut di net,  melebar keluar lapangan. Akhirnya game pertama disudahi Ramon/Ul dengan 15-7.

Di game kedua sepertinya Joko/Ranggi mengubah strateginya. Jika di game pertama mereka terbawa arus permainan Ramon/Ul,  di game mereka memainkan jurus-jurus mematikan. Mereka mengkombinasikan permainan net dan bola menyilang. Dan sesekali melakukan smash yang mematikan.  

Alhasil perolehan angka kedua pasangan mulai dari awal hingga di atas angka 10 terus kejar-kejaran.  Walau di angka 11 untuk Joko/Ranggi dan 13 untuk Ramon/Ul cukup lama bertahan,  namun musibah itu datang juga. Perolehan angka Joko/Ranggi tetap bertahan,  sementara Ramon/Ul berhasil menyudahi game kedua tersebut dengan 15-11. Dan perlawanan Juara Bertahan disudahi dengan dua set langsung.  2-0 untuk Ramon/Ul. 

Hasil pertandingan lainnya pasangan tuan rumah  Adhar/Wadi menang atas Sastra/Hen (PB Mentari) 2-0 (15-6, 15-4),  Riski/Arif (PB Sarasah) taklukkan In/Abdi (PB PGRI)  2-0 (15-10, 15-7),  dan  Farid/Ade (PB Lurah Sungkai)  dilipat oleh pasangan Pajok/Riko (PB Atlanta) 1-2 (15-10, 11-15 dan 3-15). (Relis)

Mitra

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Powered by Blogger.